Dalam beberapa tahun belakangan, diskursus mengenai probabilitas digantikannya pekerjaan manusia oleh mesin menjadi satu hal serius yang berkembang. Diskursus ini menjadi sentimen yang dianggap krusial karena berkaitan dengan mata penceharian manusia yang sedang terancam. Pun pada hari ini, wacana tersebut perlahan mulai dirasakan, dari posisi customer service hingga analis mulai dapat digantikan oleh sistem automasi.
Sebuah karya ditulis oleh Erik Brynjolfsson dan Tom Mitchell yang diterbitkan oleh Jurnal Science & AAAS berjudul What can machine learning do? Workforce implications: Profound change is coming, but roles for humans remain (2017) memaparkan hal ini dengan baik. Jurnal Ini menjelaskan bahwa tidak semua dan tidak selamanya perkerjaan akan digantikan oleh sistem machine learning (ML), begitu juga sebaliknya. Hal ini berkaitan dengan karakteristik machine learning yang memiliki kemampuan di area-area tertentu, dan tidak di area lainnya. Sejauh ini, ada beberapa karakteristik machine learning yang dapat kita pahami;
1. Machine learning merupakan solusi bagi masalah yang spesifik. Sehingga persoalan dengan kualitas data yang lengkap dan mendalam bisa diprediksi lebih akurat oleh kecerdasan buatan. Sebagai contoh adalah diagnosis penyakit.
2. ML akan berfungsi dan belajar dengan baik ketika asupan datanya berlimpah. Dengan demikian, algoritma mesin akan mendeteksi berbagai data yang sudah terakumulasi sebelumnya. Dengan data yang konsisten dan berlimpah, mesin dapat bekerja dan menghasilkan diagnosis yang baik. Bahkan dengan data yang cukup pun, ML memiliki potensi untun membaca data secara bias.
3. ML dapat menghasilkan goals yang baik ketika ia diberikan definisi yang jelas. Ini merupakan bagian dari konsekuansi bahwa mesin tetap saja mesin yang tidak memiliki aspek humanis.
4. ML dapat mendeteksi atau menyajikan hasil yang tepat, namun tidak dapat memberikan penjelasan yang merinci. Sebagai contoh, ML dapat mendiagnosis berbagai macam penyakit dengan baik, namun terkait penjelasan bagimana penyakit itu muncul dan berbagai pertanyaan lainnya belum tentu dapat dijawab oleh mereka.
Beberapa karakteristik tersebut sejauh ini memberikan pesan pada umat manusia; bahwa sekalipun mesin selalu berbenah dan berkembang, namun mesin tetap saja mesin yang tidak memiliki empati (perasaan) dan aspek humanis lainnya. Untuk itu, jujur saja tidak semua pekerjaan manusia cocok untuk digantikan mesin. Menurut kalian, kira-kira pekerjaan apa yang tidak cocok digantikan mesin? dan atas alasan apa?